Jumat, 24 Juli 2020

Perkecambahan,persemaian dan Pembibitan Jelutung rawa

Seperti yang sudah dibahas di postingan sebelumnya, kita sudah mengetahui apa dan bagaimana serta mamfaat dari Jelutung.  cek di BUDIDAYA JELUTUNG
di postingan ini saya akan melanjutkan dengan Topik Perkecambahan dan Pembibitan Jelutung.


Jelutung rawa berbuah setiap tahun dengan musim raya setiap 2 tahun.
Pohon berbunga pada bulan Nopember. Buah telah matang dan dapat dipanen pada bulan April - Mei.Buah jelutung rawa berbentuk polong berjumlah 2 buah pada setiap tangkainya.
Panjang polong 12 – 26 cm (rata-rata 23 cm), berat kering polong 20,2 – 31,9 gram (rata-rata 28,02 gram), jumlah biji per polong 12 – 26 biji (rata-rata 18 biji).
Buah yang telah masak fisiologis pecah setelah dijemur 1 - 3 hari, kemu- dian biji diambil dari polongnya Masa simpan benih pendek (1 - 3 bulan), yang terbaik benih langsung dikecambahkan setelah direndam selama 2 jam, ditiriskan kemudian ditabur pada media pasir yang telah dibasahi & disemprot dengan fungisida. Benih yang telah ditabur pada media pasir dijaga kelembabannya dengan cara disiram setiap hari.
Benih mulai berkecambah 1 minggu setelah penaburan yang ditandai oleh keluar- nya akar, setelah 1 bulan kotiledon mekar sempurna kemudian akan tumbuh sepasang daun pertama yang menandakan kecambah siap disapih.



untuk persemaian benih jelutung disarankan berada di lokasi yang jauh dari genangan air, hewan ternak, serta bersihkan tempat persemaian dari gulma maupun hama dalam tanah yang dapat merusak biji jelutung. lakukan perawatan dengan penyiraman secara teratur pada lokasi persemaian.
untuk lokasi persemaian cukup di buat dengan ukuran yang disesuaikan dengan jumlah biji yang disemai, sebaiknya dilakukan pemagaran di sekelilingnya.

Pembibitan dilakukan secara generatif menggunakan benih. Pembibitan menggunakan metode vegetatif makro (stek) dan mikro (kultur jaringan ) belum dikuasai. Penyapihan bibit sudah dapat dilakukan setelah kotiledon berkembang penuh atau setelah keluar sepasang daun sekitar 50 – 60 hari (2 bulan) setelah penaburan benih. Media sapih bibit yang digunakan sebaiknya banyak mengandung bahan organik, atau campuran tanah mine- ral dan bahan organik.Pertumbuhan bibit terbaik dicapai pada perlakuan komposisi media sapih 60% gambut dan 40% tanah mineral (top soil) serta dosis pupuk NPK sebesar 0,5 – 1,0 gram/bibit. Penyapihan bibit dilakukan pada persemaian permanen atau semi permanen yang dinaungi sarlonet dengan intensitas naungan 50 – 75 persen. Polibag yang dapat digunakan untuk pe-nyapihan bibit berukuran 15 x 12 cm atau lebih besar tergantung lama waktu penanaman. Kriteria bibit siap tanam: tinggi 25 – 40 cm, diameter 0,5 cm, jumlah daun 8 – 12 helai, batang lurus, perakaran sudah me-nyatu dengan media. Umur bibit siap tanam tergantung dari cara pembibitannya. Pada pembibitan manual (tanpa genangan) bibit siap tanam 8 – 10 bulan setelah sapih.

 Pembibitan sistem genangan buatan setinggi 30 Cm dari tinggi polibag, bibit siap tanam 4 – 6 bulan setelah sapih dan konsumsi air 28 kali lebih hemat daripada pembibitan manual, disarankan untuk melakukan pemagaran pada sekitar pembibitan, dengan jaring atau kawat, untuk mencegah gangguan hewan ternak dan manusia






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAMU YANG BAIK SELALU KOMENTAR DAN ISI BUKU TAMU