Kamis, 05 April 2012

Antara Karakter Diri dan Citra Diri


Selagi saya masih duduk di bangku SD sampai SMA dulu, bapak saya sering bilang bahwa tingkah laku yang menjadi kebiasaan akan bisa berubah menjadi karakter atau watak seseorang. Pada saat itu saya kurang mengerti apa makna kata-kata bapak saya itu. Rupanya baru saat ini saya sedikit mengerti maknanya, yaitu bahwa tingkah laku yang menjadi kebiasaan akan sangat mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Warna kehidupan itulah yang barangkali saya maknai sebagai karakter atau watak kita.
Ya, karakter kita seperti apa, itulah yang akan selalu muncul ke permukaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada yang karakternya pemalas, ya pasti malas melakukan pekerjaan atau kegiatan seringan apa pun. Ada yang karakternya pekerja keras, dia akan selalu aktif bekerja tanpa menghiraukan rasa capai atau mengharap penilaian dari orang lain. Dan masih banyak lagi karakter yang mewarnai tiap-tiap orang.
Nah sekarang apa yang dimaksud dengan citra diri? Kalau citra diri menurut saya adalah upaya seseorang agar orang lain menilai dirinya sesuai dengan apa yang dibayangkannya. Suatu misal agar dia kelihatan berwibawa, maka dalam setiap penampilannya dia selalu berusaha agar terlihat berwibawa. Kalau sudah punya jabatan, maka dia akan menjaga citra jabatannya agar tidak minus nilainya. Katakanlah dia punya jabatan dengan fasilitas sepeda motor, maka dia tidak akan pernah mau naik sepeda pancal atau jalan kaki meski untuk keperluan pekerjaan jabatannya.
Mari sekarang kita ambil contoh dalam kehidupan di sebuah perusahaan, di sana dapat kita lihat mana karyawan yang berkarakter dan yang berusaha menjaga citra dirinya. Karyawan dengan karakter pekerja keras, dia akan suka melakukan pekerjaan apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Dia tidak akan mengeluh meski fasilitas penunjang pekerjaannya itu kurang memadai. Dia tampil alami dan penuh motivasi dari dalam dirinya sendiri demi suksesnya pekerjaan yang ditanggungnya.
Sedangkan orang yang berusaha menjaga citra dirinya, tentu dia tidak akan mau peduli dengan pekerjaan di luar pekerjaan pokoknya. Dia akan merasa turun harga dirinya manakala mengerjakan pekerjaan yang dianggapnya lebih rendah kelasnya dibandingkan dengan pekerjaannya sendiri. Model orang yang selalu menjaga citra diri ini, semuanya serba semu alias tidak tulus dari dalam dirinya.
Oleh karenanya untuk kemajuan negeri kita tercinta ini, tentu kita perlu banyak orang yang memiliki karakter positif yang kuat. Karakter pekerja keras, karakter anti korupsi, karakter rela berkorban demi kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongannya dan lain-lain. Bukan sekedar orang yang banyak gengsi, orang yang suka mengeluh, atau orang yang selalu menuntut fasilitas lebih alias selalu menjaga citra dirinya padahal semua itu kamuflase belaka. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAMU YANG BAIK SELALU KOMENTAR DAN ISI BUKU TAMU