Selasa, 02 Agustus 2011

keutamaan menangis karena allah

Dari Abu Hurairah RadhiyahAllahu ‘Anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan masuk neraka seorang (Mukmin) yang menangis karena takut kepada Allah, hingga susu kembali (masuk) ke payudara”. (HR. At-Tirmidzi no. 1633, an-Nasa-i no. 3108 dan Ahmad (2/505), dinyatakan shahih oleh at-Tirmidzi dan al-Albani)

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang menangis karena takut kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.

Hal ini dikarenakan rasa takut kepada Allah ‘Azza Wa Jalla akan memotivasi seseorang untuk selalu taat kepada-Nya dan menjauhi perbuatan maksiat. [1]

Beberapa pelajaran penting yang dapat kita petik dari hadits ini:

Arti al-khasy-yah adalah ketakutan yang dilandasi keyakinan akan kebesaran dzat yang ditakuti (Allah ‘Azza Wa Jalla) dan kesempurnaan kekuasannya-Nya. Oleh karena itu, khasyyah kepada selain Allah ‘Azza Wa Jalla termasuk perbuatan syirik besar. [2]
Menangis karena takut kepada Allah ‘Azza Wa Jalla adalah kedudukan tinggi yang dicapai oleh orang-orang yang selalu bersungguh-sungguh berjuang menundukkan hawa nafsunya di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla dan selalu bertaubat dari perbuatan maksiat. [3]
Sebagian Ulama ada yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan orang yang menangis karena takut kepada Allah ‘Azza Wa Jalla adalah orang yang berilmu dan rajin beribadah kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.Imam ath-Thibi Rahimahullah berkata: “Maksudnya adalah orang yang berilmu, (selalu) beribadah (kepada Allah ‘Azza Wa Jalla) dan berjuang menundukkan hawa nafsunya (di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla), berdasarkan firman Allah ‘Azza Wa Jalla:Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (mengenal Allah) (QS. Fathir/35:28)(Dalam ayat ini) Allah ‘Azza Wa Jalla mengkhususkan al-khasy-yah (rasa takut) hanya ada pada diri orang-orang yang berilmu dan tidak dimiliki oleh selain mereka”. [4]
Sabda nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “..hingga susu kembali (masuk) ke payudara” adalah untuk menggambarkan tidak mungkin orang yang menangis karena takut kepada Allah ‘Azza Wa Jalla masuk neraka.

Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIV/1432H/2011M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183]